Setiap peternak pasti melakukan pemeliharaan terhadap hewan piaraanya semenjak masih kecil sampai dewasa. Pemeliharaan tersebut setiap tingkatan hidup tidak sama, dan bahkan pemeliharaan selalu disesuaikan dengan tujuan:
1. Waktu menyusu
Babi segera menyusu setelah dilahirkan, anak yang kuat akan memperoleh putting yang paling bagus (banyak air susunya), setelah beberapa jam mereka memiliki putting sendiri-sendiri. Jadi babi tidak dipelihara dalam jumlah banyak melebihi putting induknya. Jika hal itu terjadi maka harus ada pengasuh khusus yang memberi susu.
Sering dialami bahwa produksi air susu sangat berkurang atau gagal sama sekali karena disebabkan oleh:
Udara terlampau panas atau dingin
Ransum yang tak sempurna
Diare konstipasi (tak bisa buang kotoran) sama sekali
Pergantian tempat yang mendadak
Kepayahan diwaktu melahirkan
Akibat penyakit alat kelamin atau penyakit mastitis, metritis
Keturunan dari induk yang hanya sedikit menghasilkan air susu
2. Penyapihan
Sesudah 6 minggu beranak, babi induk produksi susunya berkurang, induk normal biasanya masa laktasi (keluar air susu) akan berakhir sampai 12 minggu, maka penyapihan dilakukan pada anak berumur 8 minggu dan berat mencapai 13-15 kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya penyapihan:
Faktor induk
Faktor anak
Faktor peternak
3. Pemotongan Gigi
Walaupun anak babi baru saja lahir, akan tetapi giginya cukup tajam, sehingga bisa melukai putting induk ataupun sesama anak-anak babi. Apabila hal ini dibiarkan, mereka bisa saling melukai dan menimbulkan infeksi. Jadi babi yang baru lahir giginya perlu dipotong dengan menggunakan tang. (untuk lebih jelasnya liar lampiran tatacara pemotongan gigi babi)
4. Pengebirian (Kastrasi)
Pengebirian ialah melakukan pemotongan teste dan mematikan sel jantan, atau ovum terhadap babi betina, yang dikebiri terutama babi jantan karena yang betina harus melalui proses operasi jadi agak sulit dilakukan sendiri.
Tujuan Kastrasi ialah:
Untuk mempertahankan kwalitet daging
Supaya jantan yang tidak digunakan lagi sebagai pejantan dagingnya tidak bau
Untuk menjinakkan babi jantan yang sifatnya buas dan kanibalis
Untuk menghindari babi-babi jantan yang berkualitet jelek agar tidak mengawini babi-babi induk yang bagus.
Catatan: Kastrasi, vaksinasi dan penyapihan tidak boleh dilakukan secara bersama-sama.
Pelaksanaan Kastrasi babi Jantan
Skrotum ditekan dengan ibu jari tangan kiri keatas dan jari telunjuk kebawah, dengan maksud supaya mudah dibedah dengan sebuah pisau tajam atau silet.
Kantong (selaput) testes yang berwarna putih dipotong atau dibedah pula dengan mengeluarkan testesnya. Kemudian bila testes itu ditekan, maka keluar testes tersebut.
Testes yang sudah keluar dipotong, pada saluran penggantungnya. Bagi babi dewasa sebelum testes dipotong, terlebih dahulu harus diikat dengan benang yang kuat supaya darah tidak mengalir keluar.
Bekas luka harus diobati dengan yodium atau sulfanilamit guna mencegah infeksi atau tetanus. Untuk mempercepat sembuhnya luka akibat pemotongan, saluran terus dijahit, kecuali pada babi yang berumur 4-5 minggu tak perlu dijahit.
Kecelasan pengebirian lihat lampiran gambar.
5. Pengobatan Cacing
Anak babi memerlukan perawatan baik-baik atau lebih diistimewakan, karena saat ini merupakan masa kritis, mudah terserang penyakit, mudah kedinginan hingga mati, dls. Dan pada umur 10 minggu anak babi mudah dijangkiti cacing, maka pada saat itu anak babi harus diberi obad cacing: Piperazine
6. Kematian Anak Babi dan Mengurangi Jumlah Kematian
Jumlah kematian anak babi sebelum disapih 30-50%, sedang kematian sesudah disapih 5-10%. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak babi antara lain:
a) Perhatian terhadap babi yang melahirkan kurang, sehingga anak babi mati terhimpit/terinjak induknya
b) Perlengkapan kandang kurang sehingga, misalnya tak ada kotak, dinding penghalang, dls, sehingga anak babi yang tidur bersama induknya terimpit badan induknya.
c) Air susu kurang, tak keluar sama sekali, atau jumlah anak lebih banyak dari putting induk.
d) Induk mempunyai faktor dalam (bakat) kurang baik
e) Kurang zat-zat makanan akibat ransum induk yang kurang baik
f) Sifat buas induk (kanibalis) sehingga anak digigit dan dimakan.
7. Mengurangi jumlah kematian
a) Pada waktu induk tidur anak dipisahkan seperti anak ditaruh dalam kotak atau pake sekat penghalang.
b) Bila udara dingin usahakan pemanas, atau pake litter
c) Peternak harus memperhatikan induk-induk yang kanibalis
d) Memberi makan yang gizinya cukup
e) Menjaga kebersihan kandang
1. Waktu menyusu
Babi segera menyusu setelah dilahirkan, anak yang kuat akan memperoleh putting yang paling bagus (banyak air susunya), setelah beberapa jam mereka memiliki putting sendiri-sendiri. Jadi babi tidak dipelihara dalam jumlah banyak melebihi putting induknya. Jika hal itu terjadi maka harus ada pengasuh khusus yang memberi susu.
Sering dialami bahwa produksi air susu sangat berkurang atau gagal sama sekali karena disebabkan oleh:
Udara terlampau panas atau dingin
Ransum yang tak sempurna
Diare konstipasi (tak bisa buang kotoran) sama sekali
Pergantian tempat yang mendadak
Kepayahan diwaktu melahirkan
Akibat penyakit alat kelamin atau penyakit mastitis, metritis
Keturunan dari induk yang hanya sedikit menghasilkan air susu
2. Penyapihan
Sesudah 6 minggu beranak, babi induk produksi susunya berkurang, induk normal biasanya masa laktasi (keluar air susu) akan berakhir sampai 12 minggu, maka penyapihan dilakukan pada anak berumur 8 minggu dan berat mencapai 13-15 kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya penyapihan:
Faktor induk
Faktor anak
Faktor peternak
3. Pemotongan Gigi
Walaupun anak babi baru saja lahir, akan tetapi giginya cukup tajam, sehingga bisa melukai putting induk ataupun sesama anak-anak babi. Apabila hal ini dibiarkan, mereka bisa saling melukai dan menimbulkan infeksi. Jadi babi yang baru lahir giginya perlu dipotong dengan menggunakan tang. (untuk lebih jelasnya liar lampiran tatacara pemotongan gigi babi)
4. Pengebirian (Kastrasi)
Pengebirian ialah melakukan pemotongan teste dan mematikan sel jantan, atau ovum terhadap babi betina, yang dikebiri terutama babi jantan karena yang betina harus melalui proses operasi jadi agak sulit dilakukan sendiri.
Tujuan Kastrasi ialah:
Untuk mempertahankan kwalitet daging
Supaya jantan yang tidak digunakan lagi sebagai pejantan dagingnya tidak bau
Untuk menjinakkan babi jantan yang sifatnya buas dan kanibalis
Untuk menghindari babi-babi jantan yang berkualitet jelek agar tidak mengawini babi-babi induk yang bagus.
Catatan: Kastrasi, vaksinasi dan penyapihan tidak boleh dilakukan secara bersama-sama.
Pelaksanaan Kastrasi babi Jantan
Skrotum ditekan dengan ibu jari tangan kiri keatas dan jari telunjuk kebawah, dengan maksud supaya mudah dibedah dengan sebuah pisau tajam atau silet.
Kantong (selaput) testes yang berwarna putih dipotong atau dibedah pula dengan mengeluarkan testesnya. Kemudian bila testes itu ditekan, maka keluar testes tersebut.
Testes yang sudah keluar dipotong, pada saluran penggantungnya. Bagi babi dewasa sebelum testes dipotong, terlebih dahulu harus diikat dengan benang yang kuat supaya darah tidak mengalir keluar.
Bekas luka harus diobati dengan yodium atau sulfanilamit guna mencegah infeksi atau tetanus. Untuk mempercepat sembuhnya luka akibat pemotongan, saluran terus dijahit, kecuali pada babi yang berumur 4-5 minggu tak perlu dijahit.
Kecelasan pengebirian lihat lampiran gambar.
5. Pengobatan Cacing
Anak babi memerlukan perawatan baik-baik atau lebih diistimewakan, karena saat ini merupakan masa kritis, mudah terserang penyakit, mudah kedinginan hingga mati, dls. Dan pada umur 10 minggu anak babi mudah dijangkiti cacing, maka pada saat itu anak babi harus diberi obad cacing: Piperazine
6. Kematian Anak Babi dan Mengurangi Jumlah Kematian
Jumlah kematian anak babi sebelum disapih 30-50%, sedang kematian sesudah disapih 5-10%. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak babi antara lain:
a) Perhatian terhadap babi yang melahirkan kurang, sehingga anak babi mati terhimpit/terinjak induknya
b) Perlengkapan kandang kurang sehingga, misalnya tak ada kotak, dinding penghalang, dls, sehingga anak babi yang tidur bersama induknya terimpit badan induknya.
c) Air susu kurang, tak keluar sama sekali, atau jumlah anak lebih banyak dari putting induk.
d) Induk mempunyai faktor dalam (bakat) kurang baik
e) Kurang zat-zat makanan akibat ransum induk yang kurang baik
f) Sifat buas induk (kanibalis) sehingga anak digigit dan dimakan.
7. Mengurangi jumlah kematian
a) Pada waktu induk tidur anak dipisahkan seperti anak ditaruh dalam kotak atau pake sekat penghalang.
b) Bila udara dingin usahakan pemanas, atau pake litter
c) Peternak harus memperhatikan induk-induk yang kanibalis
d) Memberi makan yang gizinya cukup
e) Menjaga kebersihan kandang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar