Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Analisis Strategi dalam Usaha Budidaya Kodok Lembu

Analisis Strategi
Prospek pengolahan kodok lembu dianalisa dengan menggunakan metoda SWOT, yang bertujuan menganalisa situasi perusahaan yang meliputi lingkungan internal, terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), dan lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang (Opportunity) dan ancaman (Threaten)

Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan/Strength dari usaha budidaya kodok lembu terletak pada aspek – aspek berikut.

1.
Pemasaran ke luar negeri (ekspor) sampai saat ini tidak menjadi masalah karena keadaan pasokan (supply) kodok dunia masih belum memenuhi permintaan (demand).
2.
Belum banyak pelaku usaha yang terjun ke bidang usaha budidaya kodok lembu sehingga persaingan usaha belum cukup ketat.
3.
Daya adaptasi kodok lembu yang besar, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang tinggi sewaktu membudidayakannya, dan memiliki resiko gagal yang rendah pada teknis pemeliharaan.
4.
Budidaya kodok lembu juga lebih menjanjikan dibanding dengan budidaya perikanan lain, karena monitoring kesehatan lebih mudah dilakukan terhadap kodok lembu dibanding komoditas perikanan lain yang hidup di air. Hal ini disebabkan karena komoditi perikanan lain hidup di dalam air sehingga menyulitkan pengecekan kesehatan secara visual dibandingkan kodok lembu yang wujudnya tampak dari permukaan air (binatang amphibi).
5.
Peluang lain yang mendukung budidaya kodok lembu adalah dengan adanya pelarangan untuk menangkap kodok liar, menjadikan persaingan untuk mendapatkan kodok lebih sedikit.

Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan /Weakness usaha budidaya kodok lembu.

1.
Belum banyaknya petani yang tahu cara/perijinan dan jalur menuju ekspor, sehingga jalur distribusi terpotong oleh tengkulak dan menyebabkan petani merugi dan menghambat perkembangan budidaya kodok lembu.
2.
Produk dari kodok lembu (paha kodok) sangat riskan terhadap penurunan mutu sehingga pengawasan terhadap standar mutu produk sangat ketat. Hal ini dapat merugikan petani yang kurang tahu akan hal tersebut.
3.
Sulit mendapatkan percil dalam jumlah yang banyak karena unit-unit pembenihan yang ada belum mencukupi. Hal ini merupakan dampak lain dari masih sedikitnya pelaku usaha budidaya kodok lembu
4.
Faktor keamanan, karena biasanya budidaya kodok lembu dilakukan di tempat yang sepi dan di areal pinggiran yang masyarakatnya hidup dibawah garis kemiskinan.
5.
Industri budidaya kodok lembu sangat sensitif terhadap perubahan harga jual maupun harga komponen- komponen produksi.

Faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang/Opportunity usaha budidaya kodok lembu

1.
Indonesia adalah negara yang memiliki sangat banyak daerah yang cocok dengan standar biologis kodok lembu (terutama di daerah Jawa).
2.
Pengembangan usaha kodok lembu tidak memerlukan tempat yang mahal, dan sederhana cara budidayanya, sehingga dengan dukungan investor, dapat diharapkan Indonesia menjadi penghasil kodok lembu terbesar di dunia.
3.
Dengan teknologi pengolahan yang tepat diharapkan semua bagian tubuh dari kodok lembu dapat dimanfaatkan, yang akan meningkatkan diversifikasi produk olahan kodok lembu.
4.
Besarnya potensi pasar dunia, dan meningkatnya kesadaran gizi masyarakat sehingga masyarakat mulai beralih ke makanan dengan protein tinggi yang secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan kodok lembu.
5.
Budidaya kodok lembu tidak memerlukan bahan baku impor, sehingga pengadaan bahan baku tidak tergantung pada kondisi nilai tukar mata uang regional.
6.
Adanya perbaikan perekonomian makro (nasional) yang diindikasikan dengan mulai tumbuhnya perekonomian Indonesia di tahun tahun 2002 yang semakin kuat memberikan harapan untuk berinvestasi dan berusaha kembali.
7.
Adanya perhatian pemerintah yang lebih pada sektor perikanan akan memberikan peluang yang lebih besar terhadap usaha budidaya kodok lembu di Indonesia.

Faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman / Threats usaha budidaya kodok lembu

1.
Belum adanya persatuan pembudidaya kodok lembu yang mengatur kendali harga sehingga tidak dipermainkan oleh para tengkulak, dan untuk memperkuat distribusi budidaya kodok lembu.
2.
Hambatan standar kualitas dan mutu yang ditetapkan pasar internasional terhadap produk paha kodok.
3.
Situasi politik dan keamanan yang tidak menentu akan berdampak buruk bagi perkembangan bisnis usaha budidaya kodok lembu dalam negeri.

Strategi Bisnis

Berdasarkan kondisi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan tersebut, beberapa alternatif strategi dapat diformulasikan sebagai berikut

1.
Membangun dan mengembangkan kerjasama antara berbagai pihak pelaksana bisnis kodok lembu , mulai dari kemitraan strategis antara berbagai penyedia bahan baku produksi (usaha pembenihan, usaha penyedia pakan dan obat-obatan), para petani/pengusaha kodok lembu, industri pengolahan kodok lembu dan mitra usaha lainna dalam bidang pemasaran.
2.
Merintis jaringan kemitraan usaha untuk diversifikasi produk kodok lembu olahan.
3.
Memperkuat jaringan distribusi yang dimiliki oleh pengusaha.
4.
Peningkatan penguasaan pasar dengan ekspansi usaha.
5.
Peningkatan produksi dengan peluang proyeksi permintaan yang cenderung meningkat.
6.
Meningkatkan kemandirian dengan cara menyatukan dua rantai budidaya yaitu pembenihan dan pembesaran, sehingga pengusaha tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan benih dalam jumlah banyak, dan berkualitas.
7.
Meningkatkan kompentensi industri usaha budidaya kodok lembu dengan standarisasi kualitas produk dan industri.
8.
Kerjasama yang baik dari semua pihak untuk menjaga stabilitas dibidang politik, sosial dan keamanan.
9.
Mendorong pemerintah untuk menjamin kestabilan nilai tukar rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar