Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Dilihat, Diraba dan Diterawang

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia judul tulisan ini barangkali merupakan sebuah kalimat yang tidak asing lagi. Judul tulisan kali ini memang terinspirasi dari sebuah iklan layanan masyarakat yang sering muncul di televisi tentang bagaimana cara membedakan antara uang asli dengan uang palsu. Tentu saja tulisan ini tidak akan membahas tentang iklan layanan masyarakat tersebut, tapi pembahasan lebih ditekankan pada ketiga kata yang menjadi ikon dari iklan tersebut yaitu dilihat, diraba dan diterawang yang dapat diterapkan dalam mengidentifikasi kondisi dan kualitas udang secara praktis.

Pengetahuan-pengetahuan praktis pada usaha budidaya udang sangat diperlukan dalam memantau dan mengidentifikasi kondisi dan kualitas udang secara harian sebagai dasar pengambilan keputusan terkait perlakuan teknis yang akan diterapkan. Pengetahuan praktis tersebut biasanya dilakukan dengan memanfaatkan sebagian fungsi panca indera kita untuk mendeteksi perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi dan kualitas udang. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara dilihat, diraba dan diterawang pada saat melakukan monitoring pakan di anco maupun pada saat sampling. Adapun secara detail penjelasan makna dari dilihat, diraba dan diterawang adalah sebagai berikut:

  1. Dilihat, yaitu pengamatan visual secara langsung terhadap tingkat aktifitas udang pada saat dilakukan pengamatan. Pada kondisi normal udang akan terlihat sangat aktif bahkan akan berlompatan jika diberikan rangsang kejut, sebaliknya jika udang terlihat tidak aktif meskipun diberikan rangsang kejut maka dapat diindikasikan udang sudah terkena suatu masalah. Selain tingkat aktifitas udang, kondisi udang yang perlu dilihat adalah kelengkapan tubuh, warna kulit serta tekstur tinja udang.

  2. Diraba, yaitu mengetahui kondisi udang dengan menggunakan jari tangan. Caranya adalah sebagai berikut: (a) ambil satu sampel udang dan pegang dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, kemudian rabalah seluruh bagian udang secara sekilas bagian ujung ekor udang dan rasakan apakah ada benjolan di bagian ekor tersebut. Udang dalam kondisi normal bagian ujung ekornya tidak ditemukan benjolan, (b) setelah diraba, tekan tubuh udang dengan menggunakan kedua jari tersebut untuk mengetahui tingkat kekenyalan tubuh udang

    Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat kita memegang udang adalah tingkat reaksi udang dalam upayanya melepaskan diri dari pegangan kita. Udang dalam kondisi normal akan berupaya melepaskan diri dari pegangan kita dengan reaksi yang sangat aktif.

  3. Diterawang, yaitu pengamatan kondisi udang dengan cara melihat kondisi internal tubuh udang dengan di bawah cahaya matahari. Bagian tubuh udang yang bisa diamati secara diterawang adalah hepatopancreas dan usus udang sebagai indikator kondisi pencernaan dan tingkat nafsu makan udang (penjelasan secara detail terkait hal ini telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya).
Pengamatan kondisi udang secara praktis seperti tersebut di atas sebaiknya dilakukan secara harian, sehingga perkembangan dan perubahan kondisi udang dapat dikenali secara dini. Meskipun metode pengamatan tersebut sangat sederhana, tetapi jika kita melakukannya secara rutin hasilnya akan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan terkait dengan perlakuan teknis budidaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar