Cirebon - Mungkin baru sedikit yang mengetahui hewan undur-undur bisa menjadi alternatif obat penyakit dalam seperti diabetes dan hipertensi.
Tapi lebih sedikit lagi yang tahu ternyata hewan kecil yang hidup liar di pasir ini bisa diternakan. Warga di Desa Pegagan Lor, Cirebon telah dua tahun mengembangbiakan undur-undur.
Uniknya undur-undur tersebut tidak diperjualbelikan, tapi dibagikan secara cuma-cuma pada warga yang memerlukan. Kotak dari styrofoam dan kayu ini bukan bak pasir mainan anak-anak.
Didalam kotak ini hidup ratusan hewan kecil mirip sejenis serangga tanah bernama undur-undur. Ya, hewan liar yang hidup dihabitat berpasir ini sengaja diternakan.
Suganda, warga Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Cirebon telah dua tahun lebih berternak undur-undur. Cara beternak undur-undur cukup mudah. Cukup menyediakan kotak berisi pasir kering, lembut dan beberapa ekor bibit undur-undur didalamnya.
Hanya dalam waktu satu minggu, undur-undur akan menetakan telur disarangnya yang mirip kawah gunung. Untuk pangannya, undur-undur hanya membutuhkan serangga kecil seperti semut atau telur semut herang.
Setiap pagi kotak undur-undur harus selalu dijemur selama dua jam. Kotak-kotak ini harus terbebas dari air agar undur-undur tidak mati.
Uniknya, Suganda tidak menjual undur-undurnya. Jika ada warga yang membutuhkan, cukup datang ke rumahnya sambil membawa capsul kosong. Undur-undur dimasukkan ke capsul dan langsung diminum.
Menurut Suganda, agar tidak keracunan dosis undur-undur harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, jenis penyakit dan stadium penyakit. Jika untuk menjaga stamina, cukup dengan satu kapsul sehari yang berisi tiga undur-undur. (Mashuri Wahid/Sup/Ijs)
Tapi lebih sedikit lagi yang tahu ternyata hewan kecil yang hidup liar di pasir ini bisa diternakan. Warga di Desa Pegagan Lor, Cirebon telah dua tahun mengembangbiakan undur-undur.
Uniknya undur-undur tersebut tidak diperjualbelikan, tapi dibagikan secara cuma-cuma pada warga yang memerlukan. Kotak dari styrofoam dan kayu ini bukan bak pasir mainan anak-anak.
Didalam kotak ini hidup ratusan hewan kecil mirip sejenis serangga tanah bernama undur-undur. Ya, hewan liar yang hidup dihabitat berpasir ini sengaja diternakan.
Suganda, warga Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Cirebon telah dua tahun lebih berternak undur-undur. Cara beternak undur-undur cukup mudah. Cukup menyediakan kotak berisi pasir kering, lembut dan beberapa ekor bibit undur-undur didalamnya.
Hanya dalam waktu satu minggu, undur-undur akan menetakan telur disarangnya yang mirip kawah gunung. Untuk pangannya, undur-undur hanya membutuhkan serangga kecil seperti semut atau telur semut herang.
Setiap pagi kotak undur-undur harus selalu dijemur selama dua jam. Kotak-kotak ini harus terbebas dari air agar undur-undur tidak mati.
Uniknya, Suganda tidak menjual undur-undurnya. Jika ada warga yang membutuhkan, cukup datang ke rumahnya sambil membawa capsul kosong. Undur-undur dimasukkan ke capsul dan langsung diminum.
Menurut Suganda, agar tidak keracunan dosis undur-undur harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, jenis penyakit dan stadium penyakit. Jika untuk menjaga stamina, cukup dengan satu kapsul sehari yang berisi tiga undur-undur. (Mashuri Wahid/Sup/Ijs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar