Jakarta, Beberapa orang mungkin kurang mempedulikan
bagaimana proses pengolahan makanan lezat yang disajikan dihadapannya.
Makanan yang terbuat dari bahan hewani kadang diproses menggunakan cara
yang kejam dan mungkin menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan Anda.
Berikut 5 bahan makanan hewani yang seringkali diproses dengan cara yang kejam, seperti dilansir prevention, Senin (1/10/12) antara lain:
1. Daging sapi
Beberapa peternak daging sapi kadang memilih menggunakan teknik yang kejam untuk mematikan sapi sebelum diambil dagingnya. Bahkan kasus yang pernah ditemui di California, beberapa peternakan menggunakan metode kejut listrik berulang kali sampai sapi mati dan siap dipotong.
Tetapi kasus yang sering terjadi di Indonesia, para peternak kadang melakukan kecurangan dengan memberi minum yang terlalu banyak kepada sapi sebelum dipotong. Tujuannya adalah untuk mendapatkan daging sapi yang lebih berat ketika ditimbang.
Untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul akibat mengonsumsi daging sapi yang dipotong dengan cara yang tidak wajar, hindari membeli daging sapi impor. Belilah daging sapi di pasar lokal yang berasal dari peternakan sapi yang telah terpercaya.
2. Telur
Ayam yang dibesarkan di peternakan yang tidak terawat, biasanya ditempatkan dalam kandang yang sempit dan membuat telur-telur yang dihasilkannya bersinggungan dengan kotorannya sendiri. Hal ini akan meningkatkan risiko terpaparnya telur oleh bakteri salmonella dari kotoran hingga 21 kali lipat, menurut penelitian tahun 2008 di Belgia.
Pilihlah telur yang berlabel organik karena ayam dibesarkan dengan menggunakan pakan unggas yang tidak mengandung arsenik atau obat antidepresan. Beberapa peternakan menggunakan obat-obatan tertentu yang dicampurkan dalam air minum ayam untuk mendapatkan telur yang berukuran besar.
3. Daging sapi muda
Kebanyakan anak sapi yang dipotong untuk dimanfaatkan dagingnya adalah sapi jantan, karena tidak dapat memproduksi susu yang menjadi tujuan peternak susu sapi. Sapi-sapi jantan tersebut kemudian dipisahkan dari induknya beberapa hari setelah lahir dan diberikan susu formula.
Anak sapi jantan biasanya akan dipotong setelah berusia 5 bulan dan dagingnya digunakan untuk bahan makanan seperti sate sapi muda dan sebagainya. Jika Anda tidak tega menyantapnya, pilihlah alternatif makanan lain seperti jamur, paprika merah dan roti gandum untuk mendapatkan kalori yang hampir sama dengan sapi muda.
4. Sirip ikan hiu
Anda perlu mengetahui bagaimana proses pengolahan sup sirip ikan hiu yang terkenal lezat tersebut. Sirip ikan hiu dipotong di perairan terbuka, kemudian hiu dilepaskan kembali ke laut yang mungkin dapat tenggelam sesudahnya atau mati karena kehabisan darah.
Sehingga hal ini juga dapat menyebabkan populasi ikan hiu terancam punah. Untuk mendapatkan manfaat yang sama lezatnya dengan sup sirip ikan hiu, Anda dapat memilih makanan laut lain seperti kerang dan ikan salmon.
5. Lobster dan kepiting
Sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Animal Behavior menunjukkan bahwa lobster dan kepiting bisa merasakan tanda-tanda sakit dan stres karena memiliki sistem saraf pusat. Sehingga lobster dan kepiting dapat merasakan sakit ketika dimatikan untuk diolah menjadi makanan.
Anda dapat memilih makanan laut lain seperti kerang atau untuk mendapatkan manfaat asam omega-3 yang hampir sama dengan lobster dan kepiting, pilihlah omega-3 dari sumber nabati seperti minyak biji rami.
Berikut 5 bahan makanan hewani yang seringkali diproses dengan cara yang kejam, seperti dilansir prevention, Senin (1/10/12) antara lain:
1. Daging sapi
Beberapa peternak daging sapi kadang memilih menggunakan teknik yang kejam untuk mematikan sapi sebelum diambil dagingnya. Bahkan kasus yang pernah ditemui di California, beberapa peternakan menggunakan metode kejut listrik berulang kali sampai sapi mati dan siap dipotong.
Tetapi kasus yang sering terjadi di Indonesia, para peternak kadang melakukan kecurangan dengan memberi minum yang terlalu banyak kepada sapi sebelum dipotong. Tujuannya adalah untuk mendapatkan daging sapi yang lebih berat ketika ditimbang.
Untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul akibat mengonsumsi daging sapi yang dipotong dengan cara yang tidak wajar, hindari membeli daging sapi impor. Belilah daging sapi di pasar lokal yang berasal dari peternakan sapi yang telah terpercaya.
2. Telur
Ayam yang dibesarkan di peternakan yang tidak terawat, biasanya ditempatkan dalam kandang yang sempit dan membuat telur-telur yang dihasilkannya bersinggungan dengan kotorannya sendiri. Hal ini akan meningkatkan risiko terpaparnya telur oleh bakteri salmonella dari kotoran hingga 21 kali lipat, menurut penelitian tahun 2008 di Belgia.
Pilihlah telur yang berlabel organik karena ayam dibesarkan dengan menggunakan pakan unggas yang tidak mengandung arsenik atau obat antidepresan. Beberapa peternakan menggunakan obat-obatan tertentu yang dicampurkan dalam air minum ayam untuk mendapatkan telur yang berukuran besar.
3. Daging sapi muda
Kebanyakan anak sapi yang dipotong untuk dimanfaatkan dagingnya adalah sapi jantan, karena tidak dapat memproduksi susu yang menjadi tujuan peternak susu sapi. Sapi-sapi jantan tersebut kemudian dipisahkan dari induknya beberapa hari setelah lahir dan diberikan susu formula.
Anak sapi jantan biasanya akan dipotong setelah berusia 5 bulan dan dagingnya digunakan untuk bahan makanan seperti sate sapi muda dan sebagainya. Jika Anda tidak tega menyantapnya, pilihlah alternatif makanan lain seperti jamur, paprika merah dan roti gandum untuk mendapatkan kalori yang hampir sama dengan sapi muda.
4. Sirip ikan hiu
Anda perlu mengetahui bagaimana proses pengolahan sup sirip ikan hiu yang terkenal lezat tersebut. Sirip ikan hiu dipotong di perairan terbuka, kemudian hiu dilepaskan kembali ke laut yang mungkin dapat tenggelam sesudahnya atau mati karena kehabisan darah.
Sehingga hal ini juga dapat menyebabkan populasi ikan hiu terancam punah. Untuk mendapatkan manfaat yang sama lezatnya dengan sup sirip ikan hiu, Anda dapat memilih makanan laut lain seperti kerang dan ikan salmon.
5. Lobster dan kepiting
Sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Animal Behavior menunjukkan bahwa lobster dan kepiting bisa merasakan tanda-tanda sakit dan stres karena memiliki sistem saraf pusat. Sehingga lobster dan kepiting dapat merasakan sakit ketika dimatikan untuk diolah menjadi makanan.
Anda dapat memilih makanan laut lain seperti kerang atau untuk mendapatkan manfaat asam omega-3 yang hampir sama dengan lobster dan kepiting, pilihlah omega-3 dari sumber nabati seperti minyak biji rami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar